Tuesday, March 23, 2010

Toko barang bekas di jepang

Begitu mendengar kata toko barang bekas, mungkin kita akan membayangkan toko kumuh penuh dengan barang kucel dan kotor ya. Tapi image itu tidak berlaku di jepang, krn rata-rata toko barang bekas di Jepang dikelola secara profesional. Tokonya bersih, malah banyak yg sampai bertingkat segala. Lengkap dg fasilitas parkir dan servis antar jemput ke rumah.
Hampir semua jenis barang bisa ditemukan di toko second, tapi ada juga toko yg mengkususkan diri pd jenis brg tertentu saja. Misalnya khusus buku dan cd (termasuk di dlmnya game dll), kendaraan bekas, alat olah raga, barang branded dan perhiasan, dll. Walopun namanya toko second, tp barang2 yg dijual banyak yg baru, masih tersegel rapi. Barang yg sudah pernah dipakaipun kondisinya masih bagus dan layak pakai.
Kenapa ya di Jepang toko barang bekas bisa sangat populer, hingga bisa dipastikan di tiap daerah pasti ada. Selain itu, orang jepang juga tidak merasa malu or gengsi untuk belanja disana, meski orang berada sekalipun.

Berikut pendapat saya:
*gambar dari google
1.Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Orang Jepang slalu menanamkan pemahaman semenjak dini bahwa jepang adlh negara yg miskin sumber daya alam. Setiap orang diajak utk menerapkan prinsip 3R dan bijaksana dlm mengkonsumsi barang.

Reduce: Mengurangi potensi sampah dll, misalnya belanja dg membawa tas sendiri sehingga tdk perlu menggunakan tas plastik toko.

Reuse: Menggunakan kembali barang yg ada. Misalnya botol bekas dijadikan tempat pensil atau pot mini. Membeli barang dari toko barang bekas juga termasuk gerakan reuse.

Recycle: Daur ulang. Gerakan ini didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Perusahaan menggunakan material yg bisa didaur ulang. Toko2 besar menyediakan tempat penampungan sampah2 daur ulang. Masyarakat dg kesadaran sendiri mengumpulkan dan membawanya ke tempat penampungan tsb. Meskipun sebenarnya sampah tsb bisa dibuang sbg sampah bakar biasa. Saluuuttt..!
Sedangkan dikalangan rumahan misalnya, kaos kaki bekas didaur ulang mjd keset, kertas bekas mjd aneka kerajinan tangan, dll. Angkat jempol deh untuk kreatifitas orang jepang dlm hal beginian :)

2.Aturan buang sampah yg ketat
Di jepang buang sampah tidak bisa sembarangan. Sampah bakar dipisah dari yg non bakar. Sampah non bakar pun masih dibagi2 lg. Hari pembuangan pun sudah ditentukan sesuai daerah masing2. Plastik pembungkusnya pun harus menggunakan plastik sampah resmi yg dikeluarkan oleh daerah. Tiap tahun pemerintah membagikan plastik sampah non bakar secara gratis, dimana jumlahnya disesuaikan dg jumlah anggota keluarga. Keluarga yg memiliki batita atau manula mendapat jumlah lebih dg pertimbangan adanya sampah diapers. Bila pemakaian melebihi jumlah yg dibagikan, plastik sampah bisa dibeli di toko2 yg sdh ditunjuk.
Sampah elektronik ataupun sampah besar dikenakan biaya untuk membuangnya.
Walaupun terkadang ada pihak yg menawarkan jasa gratis utk mengambilnya ke rumah2, tp tetap saja utk sampah tertentu dikenakan biaya. Besarnya biaya mungkin berbeda di tiap wilayah, tp sbg gambaran di daerah tempat tinggalku ongkos buang pemanas minyak tanah, tv, karpet listrik adl sebesar 3rb yen (300rb rupiah), kipas angin 1000yen (100rb rupiah), dll. Bisa jd ini menyebabkan orang lebih senang membawanya ke toko barang bekas daripada membuang sendiri, dapat uang pula :)

3.Ongkos transport yg mahal
Biaya sewa jasa pindahan di jepang sangat mahal. Biaya diklasifikasikan berdasar jumlah orang, bnyknya prabot (dilihat dr ukuran rumah) dan jarak pindah. Misalnya untuk single, ukuran apato 1kamar kena biaya 20-40rb yen (2-4jt) plus tambahan biaya 5rb yen (500rb) per 20km jarak. Sedangkan keluarga dg bnyk perabot terkena biaya bisa sampai 55-80rb yen (5,5-8jt) dan tambahan 10rb yen (100rb) per 20km.
Banyak yg akhirnya memilih utk menjual hampir semua prabotnya dan hanya membawa barang yg dianggap penting saja. Toh perabot bisa dibeli lg di tempat tujuan.

4.Harga miring
Harga di toko second sangat miring bila dicompare dg harga normal. Ya iyalah, klo harganya mahal ntar ga ada yg beli donk :)
Itu sdh pasti, tp utk barang2 barupun jg demikian. Jika beruntung, bs mendapatkan brg yg sdh lama diidam2kan muncul dg harga murah dan masih tersegel disini :) Lumayan berhemat banget kan. Tips untuk hidup hemat di Jepang lainnya bisa dibaca juga di
tips hemat di Jepang

5.Trend yang mudah berubah
Trend mode di jepang cepat berubah. Dan masyarakatnya pun memiliki kebanggaan sendiri bila mereka bisa mengikuti perkembangan mode. Maka, barang2 lama alias yg dianggap sudah ketinggalan model akan terdampar di toko second.

Gimana, tertarik untuk berburu toko barang bekas di Jepang..? :)

4 comments:

  1. Terinspirasi dengan masalah-masalah Global warming dan semakin gencarnya promo untuk "Go Green", kami memulai usaha penjualan produk bekas di Indonesia..., silahkan kunjungi website kami www.galeribekas.com

    ReplyDelete
  2. mohon bantuan dund..
    kata orang di jepang tu orang barang elektronika bekas nya kan di buang,, dimana nyari nya tu???
    thnks,,,

    ReplyDelete
  3. sori baru aktif lagi :)
    cara buang brg di jepang kan ada beberapa tuh,
    1. melalui tukang keliling, nantinya dijual lg di toko barang bekas
    2. dikembalikan ke makernya, misalnya beli tv merk A ya dikembalikan lagi ke PT A, berarti yg ini bakal direcycle or dihancurkan.
    3. melalui kota, nah yg ini sepertinya tiap kota punya pusat penampungan "sampah" sendiri. Orang boleh datang kesini untuk membuang (bayar) dan mengambil (gratis). Coba aja dicek di tempat tinggal anda sekarang. met hunting y... :)

    ReplyDelete
  4. aneh juga yah di jepang taksinya jelek2 padahal di negara2 lain, taksi made in japan keren2 seperti di jakarta.

    ReplyDelete